Sementara pikiran yang banyak dapat memperburuk kondisi yang sudah ada, tidak semua orang yang mengalami stres atau cemas akan mengalami gejala maag.
Respons tubuh terhadap stres dapat bervariasi dari satu individu ke individu lainnya.
Di sisi lain, bukan berarti semua kasus maag terjadi hanya karena banyak pikiran. Maag adalah kondisi multifaktor, dan setiap individu memiliki respon yang berbeda terhadap berbagai situasi stres.
Bagi beberapa orang, pengelolaan stres dengan lebih baik, seperti meditasi, olahraga, atau teknik relaksasi lainnya, dapat mengurangi risiko mengalami gejala maag.
Sebaliknya, mereka yang tidak memiliki strategi mengatasi stres yang efektif mungkin lebih rentan mengalami gangguan pencernaan.
(vz/rs)






