Satukota.com – Penutupan Dapur MBG Kalibata pada Maret 2025 mengungkap dugaan penggelapan dana operasional yang menimbulkan kerugian hampir Rp1 miliar.
Dapur sosial yang dikenal aktif menyediakan makanan bergizi untuk masyarakat rentan ini mendadak berhenti beroperasi tanpa penjelasan terbuka.
Di balik layar, ternyata terdapat konflik keuangan serius yang melibatkan pihak pengelola dana dan mitra pelaksana lapangan.
Polemik keuangan ini menyeret nama Yayasan Media Berkat Nusantara (MBN), sebagai pihak yang mengelola dana bantuan dari Badan Gizi Nasional (BGN).
Yayasan tersebut disebut-sebut telah menerima kucuran dana sebesar Rp386,5 juta dari BGN untuk pelaksanaan program bantuan pangan.
Namun, dana itu tak pernah sampai ke pihak lapangan, yaitu Ira Mesra, pengelola langsung Dapur MBG Kalibata sekaligus mitra dari Yayasan MBN.
Melalui kuasa hukumnya, Danna Harly, dijelaskan bahwa sejak awal program, seluruh kebutuhan dapur ditanggung secara mandiri oleh Ira.
Mulai dari pengadaan bahan pangan, pembayaran listrik, pengadaan peralatan dapur, biaya sewa tempat, hingga gaji juru masak ditanggung pribadi.
Ironisnya, hingga dua tahap pelaksanaan program selesai dengan total 65.025 porsi makanan tersalurkan, tak sepeser pun dana cair ke Ira.
Danna menambahkan bahwa pihaknya tidak bisa lagi melanjutkan kegiatan karena tidak ada dukungan dana dari yayasan meski program telah berjalan sesuai target.
Ia mengungkapkan bahwa mitranya sudah mencapai batas kemampuan keuangan, bahkan mengalami kerugian hampir Rp1 miliar.
Angka tersebut terdiri dari akumulasi biaya operasional yang tidak digantikan sesuai kesepakatan awal dengan yayasan.
Kondisi ini memaksa dapur sosial MBG Kalibata untuk berhenti beroperasi per Maret 2025, setelah berjuang bertahan hingga dua bulan tanpa pembayaran.
Pihak Ira juga telah berupaya melakukan klarifikasi dan penagihan kepada yayasan, namun tidak mendapat kepastian yang memuaskan.
Persoalan ini menimbulkan pertanyaan publik: ke mana dana ratusan juta rupiah dari BGN itu mengalir?
Dalam berbagai laporan dan dokumen internal yang telah dikumpulkan, terdapat indikasi bahwa dana tidak dialokasikan sebagaimana mestinya.
Yayasan MBN hingga kini belum memberikan penjelasan terbuka kepada publik terkait distribusi dana tersebut.
Sementara itu, pihak Badan Gizi Nasional juga belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait dugaan penyalahgunaan dana yang mereka salurkan.
Kasus ini menjadi perhatian khusus karena menyangkut program sosial yang berdampak langsung pada masyarakat kurang mampu di wilayah Jakarta Selatan.
Sebagian warga penerima manfaat mengaku kecewa karena kehilangan akses terhadap makanan bergizi yang biasanya mereka terima setiap hari.
Kondisi ini juga mencoreng semangat kerja sama antara lembaga negara, yayasan, dan masyarakat sipil dalam mendorong ketahanan pangan masyarakat urban.
Dengan kerugian yang ditanggung secara personal oleh Ira Mesra, publik menyoroti lemahnya pengawasan dana bantuan sosial di lapangan.
Kasus ini membuka tabir tentang bagaimana pengelolaan program sosial bisa tersendat bahkan gagal ketika tidak diawasi secara transparan dan akuntabel.
Upaya hukum sedang dipertimbangkan oleh pihak Ira untuk menuntut haknya atas dana yang seharusnya digunakan dalam pelaksanaan program.
Langkah hukum ini dinilai perlu bukan hanya untuk kepentingan pengembalian kerugian, tetapi juga sebagai bentuk edukasi dan peringatan agar kejadian serupa tak terulang.
Di tengah sorotan terhadap berbagai program sosial yang rawan penyelewengan, kasus MBG Kalibata menjadi contoh nyata tentang pentingnya integritas dalam pengelolaan dana publik.
Harapan masyarakat kini tertuju pada transparansi penyelesaian kasus ini agar program serupa tidak kehilangan kepercayaan publik.
Jika benar dana tersebut disalahgunakan, maka tindakan tegas dan pertanggungjawaban hukum perlu ditegakkan.
Penutupan Dapur MBG Kalibata bukan hanya soal satu program berhenti, tetapi juga cerminan dari sistem yang harus dibenahi.
Program bantuan sosial semestinya menjadi jembatan antara negara dan rakyat, bukan ladang untuk mencari keuntungan pribadi.
Mencari web kesehatan? kunjungi pafikepmaluku.org.***