Terima kasih sudah mengunjungi Satukota.com

DMCA  PROTECTED

IDI Dompu Ingatkan Bahaya Mengonsumsi Obat Tanpa Resep pada Lansia dan Solusi yang Aman

Apa itu Sustainability dalam Farmasi
Industri farmasi berupaya mengurangi dampak lingkungan dengan meningkatkan sustainability. Sumber: Pixabay/ subarasikiai

Satukota.com – Mengonsumsi obat tanpa resep dokter menjadi masalah serius, terutama bagi kalangan lanjut usia yang memiliki risiko kesehatan lebih tinggi.

Setiap orang tua berhak mendapatkan pengobatan yang aman dan efektif. Namun, banyak lansia yang tidak menyadari risiko konsumsi obat tanpa resep yang berpotensi membahayakan kesehatan mereka.

Organisasi profesi seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI) di Dompu (idikotadompu.org) terus mengedukasi masyarakat tentang bahaya ini.

Kampanye yang mereka lakukan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait penggunaan obat-obatan dengan bijak.

Bahaya Konsumsi Obat Tanpa Resep pada Lansia

Tubuh lansia mengalami perubahan signifikan dalam fungsi organ seperti hati dan ginjal, yang berperan penting dalam metabolisme obat.

Penurunan fungsi ini membuat obat bertahan lebih lama di dalam tubuh dan meningkatkan risiko efek samping.

Menggunakan obat tanpa resep sering kali menyebabkan interaksi obat yang berbahaya.

Beberapa lansia menggunakan obat bebas untuk meredakan gejala ringan, tetapi tidak menyadari bahwa kandungan bahan aktif tertentu dapat berkonflik dengan obat resep yang sedang mereka konsumsi.

Menurut laporan dari berbagai sumber, penyalahgunaan obat tanpa disengaja sering terjadi karena kurangnya informasi yang diberikan oleh apoteker atau tenaga medis kepada lansia dan keluarga mereka.

Kesalahan ini bisa memicu overdosis atau efek samping berat yang tidak diinginkan.

Contoh Kasus dan Data Statistik

Data menunjukkan bahwa sekitar 86% masyarakat lanjut usia di Indonesia pernah mengonsumsi obat bebas tanpa berkonsultasi dengan dokter.

Lebih dari setengah kasus tersebut tidak melibatkan informasi atau diskusi dengan tenaga kesehatan profesional.

Misalnya, obat untuk meredakan gejala flu mungkin memiliki bahan aktif seperti parasetamol yang juga terkandung dalam obat penghilang nyeri. Konsumsi keduanya secara bersamaan dapat menyebabkan kerusakan hati yang serius.

IDI Dompu mengingatkan bahwa perilaku ini sangat umum, terutama di daerah-daerah terpencil yang memiliki akses terbatas ke fasilitas kesehatan.

Solusi untuk Masyarakat

error: Content is protected !!