Satukota.com – Darah tinggi atau hipertensi menjadi ancaman serius bagi kelompok lanjut usia (lansia), sebagaimana diungkapkan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Gerung.
Lansia cenderung lebih rentan mengalami tekanan darah tinggi dibandingkan kelompok usia lainnya.
Perubahan fisiologis akibat penuaan, seperti berkurangnya elastisitas pembuluh darah, menjadi salah satu faktor utama penyebab hipertensi pada lansia.
Kondisi ini dapat memicu komplikasi berbahaya seperti stroke, penyakit jantung, hingga gagal ginjal jika tidak dikelola dengan baik.
Penyebab Hipertensi pada Lansia
Menurut idigerung.org, hipertensi pada lansia disebabkan oleh beberapa faktor, baik internal maupun eksternal.
Seiring bertambahnya usia, pembuluh darah menjadi lebih kaku, sehingga tekanan darah cenderung meningkat.
Wanita yang telah memasuki masa menopause juga memiliki risiko lebih tinggi terkena hipertensi.
Riwayat keluarga dengan tekanan darah tinggi, diabetes, atau kolesterol tinggi turut memperbesar peluang lansia mengalami kondisi ini.
Selain itu, gaya hidup tidak sehat seperti konsumsi makanan tinggi garam, merokok, dan kurangnya aktivitas fisik memperparah risiko hipertensi.
Gejala dan Bahaya Hipertensi pada Lansia
Hipertensi sering kali tidak menunjukkan gejala pada tahap awal, yang membuat banyak lansia tidak menyadari kondisi ini.
Namun, beberapa gejala yang bisa muncul meliputi sakit kepala parah, pusing, penglihatan kabur, mual, hingga jantung berdebar.
Jika tidak segera ditangani, hipertensi dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti stroke, gagal jantung, kerusakan ginjal, kebutaan, bahkan demensia.
Menurut data dari Kementerian Kesehatan, hipertensi merupakan penyebab kematian nomor tiga di Indonesia setelah stroke dan tuberkulosis, menyumbang sekitar 6,7% dari total kematian.