Satukota.com – Pola makan sehat memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan jantung, terutama bagi lansia dengan risiko penyakit jantung.
Penyakit jantung adalah salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Lansia merupakan kelompok yang rentan terhadap penyakit ini karena faktor usia dan kondisi kesehatan yang menurun.
Mengadopsi pola makan sehat dapat menjadi langkah signifikan untuk menurunkan risiko penyakit jantung pada lansia.
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Batang melalui idikabbatang.org menyampaikan pentingnya edukasi tentang pola makan sehat bagi lansia.
Pola makan sehat harus menjadi prioritas bagi lansia.
Menurutnya, makanan yang dikonsumsi sangat memengaruhi kesehatan jantung dan risiko penyakit kardiovaskular.
Dalam seminar tersebut, IDI memberikan panduan pola makan sehat yang mudah diikuti oleh masyarakat, khususnya lansia.
Pola makan yang dianjurkan meliputi konsumsi buah dan sayuran segar secara rutin.
Lansia juga dianjurkan untuk mengurangi konsumsi makanan tinggi gula, garam, dan lemak jenuh.
Penting untuk menghindari makanan olahan dan berfokus pada bahan makanan alami.
Pola makan sehat juga mencakup asupan protein yang seimbang, seperti ikan, ayam tanpa kulit, kacang-kacangan, dan tahu.
Selain itu, lansia disarankan untuk mengganti karbohidrat sederhana dengan karbohidrat kompleks.
Karbohidrat kompleks, seperti yang terdapat dalam gandum, beras merah, dan kentang, lebih baik untuk kesehatan jantung.
IDI Kabupaten Batang juga menekankan pentingnya hidrasi yang cukup bagi lansia.
Minum air putih minimal delapan gelas sehari dapat membantu menjaga fungsi tubuh tetap optimal.
Selain pola makan, IDI juga merekomendasikan lansia untuk tetap aktif secara fisik.
Aktivitas fisik seperti berjalan kaki, yoga, atau senam ringan dapat membantu meningkatkan kesehatan jantung.
Menurut penelitian dari American Heart Association (AHA), kombinasi pola makan sehat dan olahraga dapat menurunkan risiko penyakit jantung hingga 30%.
Lansia dengan kondisi tertentu juga dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum mengubah pola makan.
Konsultasi ini penting untuk memastikan asupan nutrisi sesuai dengan kebutuhan individu.
Selain itu, IDI Kabupaten Batang menyarankan pengurangan konsumsi minuman manis, seperti soda dan jus kemasan.
Gula tambahan dalam minuman ini dapat meningkatkan risiko diabetes dan komplikasi kardiovaskular.
Edukasi yang diberikan IDI Kabupaten Batang mendapat respons positif dari para peserta seminar.
Banyak lansia merasa lebih paham tentang pentingnya pola makan sehat dan mulai mengubah kebiasaan makan mereka.
Para dokter juga mendorong keluarga lansia untuk mendukung perubahan gaya hidup ini.
Peran keluarga sangat penting dalam memastikan lansia menjalankan pola makan sehat secara konsisten.
(VZ/RS)