Jalan Tol Tertutup
Pada jalan tol dengan sistem transaksi tertutup, pembayaran tol dilakukan di gerbang tol tempat kita ingin keluar.
Kelebihan dari sistem ini adalah membuat antrian di pintu masuk tol menjadi lebih sedikit.
Namun efek buruknya adalah bisa membuat antrian di pintu keluar tol jadi lebih panjang jika ada yang e-toll-nya bermasalah.
Bermasalah di sini misal hilang di jalan atau pun saldonya habis.
Pada sistem tol tertutup, pintu masuk tol hanya berfungsi untuk membuka palang saja. Jadi pastikan saldo tol cukup sebelum keluar tol.
Di sistem tol tertutup, kita tidak diperkenankan untuk meminjamkan kartu e-toll.
Sebab jika sampai dipinjamkan pada yang saldonya kurang di depan, maka efeknya kita jadi tidak bisa keluar tol.
Ini karena data e-toll hanya bisa digunakan sekali ketika masuk ke tol dengan sistem ini.
Jadi jika kita pinjamkan kartu e-toll di mobil di depan untuk keluar jalan tol, maka kita tidak bisa keluar karena datanya sudah digunakan mobil yang di depan.
Di Indonesia, sistem tol ini adalah yang paling banyak digunakan.
Jalan Tol Terbuka
Jalan tol terbuka adalah kebalikan dari jalan tol tertutup, di mana pada jalan tol ini, pembayaran dilakukan di pintu masuk tol.
Di jalan tol dengan sistem ini, biasanya kita tidak perlu membayar lagi atau melakukan tap kartu e-toll di gerbang tol selanjutnya.
Terkecuali jika kita ingin melanjutkan ke jalan tol lain.
Biasanya jalan tol terbuka akan menuju ke jalan yang bisa keluar ke jalan umum, sehingga tidak ada lagi gardu tolnya.
Meski di beberapa kondisi tetap ada gardu tol, tetapi bukan untuk keluar, melainkan untuk melanjutkan atau menyambung ke jalan tol lain.
(VZ/RS)