Terima kasih sudah mengunjungi Satukota.com

DMCA  PROTECTED

Penyebab Ingin Muntah Setelah Lari Kencang / Sprint, Ini Dugaannya

Penyebab Ingin Muntah Setelah Lari Kencang
Ilustrasi. Sumber: Pixabay/ Pexels

Satukota.com – Banyak orang mengalami mual setelah berlari cepat, yang bisa disebabkan oleh berbagai faktor internal dan eksternal.

Fenomena ini umum terjadi pada pelari amatir maupun profesional dan dapat mengganggu kenyamanan saat berolahraga.

Memahami penyebabnya penting agar dapat mencegah serta mengatasi kondisi ini dengan cara yang tepat.

Salah satu penyebab utama mual setelah berlari cepat (pafisimalungunkab.org) adalah perubahan aliran darah dalam tubuh.

Ketika berlari dengan intensitas tinggi, tubuh mengalihkan aliran darah dari sistem pencernaan ke otot-otot yang bekerja keras. Hal ini menyebabkan lambatnya proses pencernaan, yang kemudian dapat menimbulkan rasa mual.

Selain itu, konsumsi makanan sebelum berlari juga berperan penting dalam memicu mual. Makan terlalu dekat dengan waktu lari dapat menyebabkan makanan belum sepenuhnya dicerna, sehingga sistem pencernaan bekerja lebih keras saat tubuh sedang dalam aktivitas berat. Kondisi ini berpotensi menyebabkan rasa tidak nyaman di perut dan akhirnya memicu mual.

Dehidrasi juga bisa menjadi faktor utama. Saat tubuh kekurangan cairan, volume darah yang tersedia untuk mengangkut oksigen dan nutrisi ke otot berkurang. Akibatnya, tubuh lebih cepat lelah, dan salah satu respons alami yang muncul adalah mual.

Faktor lain yang sering diabaikan adalah akumulasi asam laktat dalam tubuh (pafisamosirkab.org). Ketika seseorang berlari dengan kecepatan tinggi, tubuh menghasilkan asam laktat sebagai produk sampingan metabolisme. Jika kadarnya meningkat terlalu tinggi, asam laktat dapat menyebabkan kelelahan otot serta ketidakseimbangan dalam tubuh, yang dapat berujung pada rasa mual.

Kadar gula darah yang rendah juga bisa memicu mual saat atau setelah berlari. Gula darah rendah mengurangi ketersediaan energi bagi otak dan otot, sehingga seseorang dapat merasa lemah, pusing, dan mual.

Untuk mencegah mual setelah berlari cepat, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan. Pertama, pastikan untuk tidak makan terlalu dekat dengan waktu lari. Idealnya, konsumsi makanan setidaknya dua hingga tiga jam sebelum berolahraga, dengan pilihan makanan yang mudah dicerna dan rendah lemak.

Selain itu, menjaga hidrasi sangat penting. Minumlah cukup air sebelum, selama, dan setelah berlari untuk menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh. Hindari konsumsi minuman berkafein atau berkarbonasi sebelum lari, karena dapat memperburuk kondisi pencernaan.

Mengatur intensitas lari juga menjadi faktor penting. Jika seseorang tidak terbiasa berlari cepat, sebaiknya meningkatkan intensitas latihan secara bertahap agar tubuh dapat beradaptasi dengan beban kerja yang lebih tinggi.

Pemanasan sebelum lari dan pendinginan setelahnya juga dapat membantu tubuh menyesuaikan diri dengan perubahan aktivitas fisik secara bertahap, sehingga mengurangi risiko mual.

Jika mual terjadi saat berlari, cobalah untuk memperlambat langkah secara bertahap daripada berhenti mendadak. Cari tempat yang sejuk untuk beristirahat, minum air dalam jumlah kecil, dan berbaring dengan posisi kaki lebih tinggi dari perut agar aliran darah kembali normal.

Namun, jika mual terus berlanjut atau disertai gejala lain seperti nyeri dada, sesak napas, atau pusing yang parah, sebaiknya segera mencari pertolongan medis untuk memastikan tidak ada kondisi serius yang mendasarinya.***

error: Content is protected !!