Satukota.com – Dehidrasi pada lansia menjadi perhatian serius karena dapat berdampak signifikan pada kesehatan mereka.
Lalu, apa penyebab dan bagaimana cara pencegahan dehidrasi pada lansia, berdasarkan penjelasan IDI Bima (idibima.org) dan sumber lainnya.
Lansia memiliki risiko dehidrasi lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok usia lainnya. Hal ini disebabkan oleh perubahan fisiologis yang terjadi seiring bertambahnya usia.
Penurunan rasa haus adalah salah satu faktor utama. Lansia cenderung kurang menyadari kebutuhan tubuh mereka akan cairan.
Selain itu, perubahan fungsi ginjal juga memengaruhi kemampuan tubuh untuk menahan cairan. Ginjal lansia tidak lagi efisien dalam mempertahankan keseimbangan cairan tubuh.
Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti diuretik dan laksatif, juga berkontribusi pada risiko dehidrasi. Obat-obatan ini meningkatkan pengeluaran cairan dari tubuh.
Penyakit kronis seperti diabetes dan tekanan darah tinggi menambah kompleksitas. Kondisi ini sering menyebabkan gangguan pada sistem regulasi cairan tubuh.
Dampak Dehidrasi pada Lansia
Dehidrasi dapat memengaruhi kesehatan secara menyeluruh. Gejalanya termasuk mulut kering, kelemahan, kebingungan, hingga komplikasi serius seperti infeksi saluran kemih atau gagal ginjal.
Kehilangan cairan berlebih juga dapat menyebabkan penurunan tekanan darah dan peningkatan risiko jatuh. Lansia yang dehidrasi memiliki potensi lebih besar untuk mengalami kejang atau komplikasi neurologis lainnya.
Cara Mencegah Dehidrasi pada Lansia
Pencegahan dehidrasi pada lansia memerlukan perhatian khusus. Beberapa langkah yang disarankan meliputi:
- Meningkatkan asupan cairan secara teratur. Lansia dianjurkan minum 6-8 gelas air per hari atau sekitar 1,5 liter. Minuman seperti jus buah tanpa gula juga bisa menjadi alternatif.
- Mengonsumsi makanan dengan kandungan air tinggi. Sayur-sayuran seperti mentimun dan buah-buahan seperti semangka sangat dianjurkan.
- Menghindari minuman yang memicu dehidrasi. Minuman berkafein dan beralkohol dapat meningkatkan kehilangan cairan tubuh.
- Memberikan akses mudah ke air minum dan kamar mandi. Hal ini membantu lansia mengonsumsi cairan tanpa kendala.
- Konsultasi dengan dokter tentang kebutuhan cairan. Kebutuhan cairan bisa berbeda tergantung kondisi medis setiap individu.
Penanganan Dehidrasi pada Lansia
Jika dehidrasi terdeteksi, penanganan harus segera dilakukan. Dalam kasus ringan, cairan oral sudah cukup. Namun, kasus yang lebih parah memerlukan cairan intravena di fasilitas medis.
Memantau tanda-tanda dehidrasi adalah langkah penting. Jika ada gejala seperti pusing, kebingungan, atau penurunan kesadaran, segera bawa ke dokter.
Dehidrasi adalah ancaman serius bagi kesehatan lansia, namun dapat dicegah melalui langkah-langkah sederhana. Memahami faktor risiko, gejala, dan pencegahannya adalah kunci untuk menjaga kesehatan lansia.
(VZ/RS)