Satukota.com – Masa remaja adalah fase penting dalam perkembangan manusia, dengan perubahan fisik, emosional, dan sosial yang signifikan.
Perubahan ini membuat remaja rentan terhadap berbagai masalah kesehatan mental, termasuk depresi, kecemasan, dan gangguan perilaku.
Berdasarkan laporan WHO, satu dari tujuh remaja berusia 10–19 tahun di seluruh dunia mengalami gangguan mental, yang sering kali tidak dikenali dan tidak ditangani dengan baik.
Akibatnya, kesehatan mental yang buruk pada masa ini dapat memengaruhi masa depan remaja secara signifikan.
Di Indonesia, khususnya di Bajawa, Nusa Tenggara Timur (NTT), Ikatan Dokter Indonesia (IDI) melalui idibajawa.org memberikan perhatian serius pada pentingnya pengelolaan emosi remaja.
Edukasi kesehatan mental yang melibatkan orang tua, guru, dan komunitas menjadi prioritas.
Faktor Pemicu Masalah Kesehatan Mental Remaja
Kesehatan mental remaja dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari tekanan akademis, konflik dalam keluarga, hingga bullying.
WHO menyebutkan bahwa paparan kekerasan, norma gender yang kaku, dan kemiskinan adalah beberapa penyebab utama stres pada remaja.
Selain itu, penggunaan media sosial secara berlebihan juga dapat memperburuk persepsi diri.
Di Indonesia, tantangan tambahan seperti akses terbatas ke layanan kesehatan mental juga menjadi kendala.
IDI Bajawa menyoroti pentingnya dukungan lingkungan keluarga dan sekolah yang positif untuk membantu remaja mengelola emosi.