Terima kasih sudah mengunjungi Satukota.com

DMCA  PROTECTED

Aing Maung Artinya Apa?

Logo Satukota.com
Logo Satukota.com

Satukota.com – Hallo, apa kabar kalian semua? Senang rasanya bisa menulis lagi untuk kalian. Apakah kalian pernah mendengar kalimat aing maung? Wah aing maung artinya apa ya kira-kira?

Ini adalah kalimat atau secara lebih spesifik dua buah kata yang berasal dari Bahasa Sunda (Basa Sunda). Kata-kata ini sebenarnya bahasa yang cukup kasar, namun punya filosofi yang sangat mendalam bagi sebagian orang.

Tetapi, kami rasa tetap saja, dua kata ini perlu dipergunakan secara hati-hati, terutama oleh kalian yang baru belajar Bahasa Sunda dan mencoba berinteraksi dengan orang Sunda di sekitar.

Jadi aing maung ini artinya apa ya? Yuk simak sub bab di bawah ini!

Arti Aing Maung

Aing maung artinya adalah saya harimau atau aku harimau. Aing sendiri adalah kata yang kasar yang memberitahukan diri sendiri (saya atau aku). Sedangkan harimau merupakan bahasa yang tidak kasar karena mendefinisikan binatang.

Jika tanpa ada sebab, sebenarnya sedikit lucu juga jika menyebutkan dua kata ini, terlebih salah satu kata dari dua kata ini merupakan kata yang kasar.

Maksud Aing Maung

Kami coba kategorikan maksud aing maung pada beberapa kondisi. Misalnya saja saat kerasukan/ kesurupan, bercanda, hingga bagi pecinta klub Persib Bandung.

1. Maksud Aing Maung Saat Kesurupan

Yang pertama adalah saat kesurupan, ini maksudnya adalah bahwa yang merasuki seseorang merupakan sebuah unsur yang erat kaitannya dengan harimau.

Saat kerasukan, terkadang orang yang kerasukan tersebut akan ditanya “saha manéh?” atau “Siapa kamu?” dan banyak di antara kasus kerasukan menjawab “aing maung”.

2. Maksud Aing Maung Saat Bercanda

Sebenarnya ini adalah salah satu refleksi versi santai (kadang tidak sopan) terhadap kasus yang pertama yakni saat ada kasus kerasukan.

Tak jarang, banyak kasus bercanda bahkan oleh para komedian yang mengusung konsep kerasukan seperti yang terjadi di sub bab di atas.

Maung sendiri erat kaitannya dengan warga Sunda, ini tidak lepas dari salah satu raja penguasa di wilayah Sunda yakni Prabu Siliwangi yang erat kaitannya dengan harimau, terlebih harimau putih.

Jika kami pikir lagi, kenapa juga ya tidak ada yang mengaku kerasukan kura-kura, gajah, kupu-kupu atau yang lainnya? Misal saat kerasukan ditanya, “siapa kamu?” lalu dijawab “saya kupu-kupu!”, hehe bercanda.

3. Maksud Aing Maung Bagi Pecinta Klub Persib Bandung

Persib Bandung memiliki julukan Maung Bandung, klub “Pangeran Biru” asal Bandung yang jadi kebanggaan Jawa Barat ini memang identik dengan Maung.

Bagi penggemarnya, baik itu Bobotoh secara umum, Viking, hingga fans club lainnya, merefleksikan kecintaan terhadap Persib Bandung bisa dilakukan dengan banyak hal.

Salah satunya adalah dengan mengakui bahwa dirinya adalah maung atau harimau. Tetapi, maksud di sini adalah bukan berarti benar-benar harimau.

Hanya saja menjiwai bahwa dirinya (pecinta klub Persib) juga bagian dari Persib (sebagai pendukung). Dan karena julukan Persib adalah Maung Bandung, maka tidak salah jika pecinta Persib akan menyerukan “Aing Maung” sebagai tanda cinta untuk Persib.

Untuk kasus yang ketiga ini, rasanya filosofinya sangat mendalam bukan?

Hati-Hati Menyebut Aing Maung

Mungkin kita beranggapan bahwa kata aing adalah kata yang umum atau sering digunakan dan sering didengar, jadi tidak apa jika diucapkan di mana saja.

Tetapi sekali lagi, kami tegaskan bahwa kata aing ini adalah salah satu kosa-kata yang kasar (kosa-kata lain yang kasar adalah “sia” yang artinya kamu).

Jika sudah kenal, satu visi (sama-sama pendukung Persib), atau sudah akrab, mungkin masih dimaklum menggunakan kosa-kata aing.

Tetapi jika kita ucapkan ke orang yang tidak dikenal apalagi yang lebih tua dari kita, ini bisa jadi bahaya, sebab mengucapkan aing ke orang yang tidak dikenal terlebih yang lebih tua, sama halnya seperti menghina.

Kita ingatkan kembali, dalam Bahasa Sunda terdapat beberapa tingkatan bahasa, yakni untuk yang sebaya, lebih muda, hingga untuk yang lebih tua.

Jika penggunaan bahasanya tidak tepat terlebih mengucapkan bahasa yang kasar ke orang tua dan tidak dikenal, maka itu bisa memicu konflik.

Ingat, biasanya salah satu pemicu konflik adalah karena tersinggung, dan salah satu alasan tersinggung adalah karena adanya salah dalam berkata.

Jadi bijaklah dalam penggunaan kata, terlebih jika kita adalah pendatang atau pun tengah berinteraksi dengan orang dari luar daerah.

Oke, artikel ini kami akhiri, semoga bermanfaat!

iklan
error: Content is protected !!