Warfarin, obat antikoagulan, memiliki respons yang sangat bervariasi di antara individu karena perbedaan genetik pada enzim metabolisme.
Penggunaan tes genetik dapat membantu menentukan dosis yang tepat dan mengurangi risiko perdarahan atau pembekuan darah.
Meskipun manfaatnya jelas, ada beberapa tantangan yang dihadapi dalam penerapan farmakogenomik.
Biaya tinggi dari tes genetik dan kurangnya infrastruktur di beberapa negara membatasi aksesibilitas untuk sebagian besar populasi.
Selain itu, masih ada kebutuhan untuk lebih banyak penelitian klinis yang melibatkan populasi yang lebih beragam secara genetik.
Namun, terlepas dari tantangan ini, farmakogenomik diprediksi akan menjadi bagian integral dari praktik medis di masa depan.
Dalam beberapa tahun mendatang, kita akan melihat adopsi yang lebih luas dari pengujian genetik sebagai bagian dari standar perawatan medis.
Peningkatan pemahaman tentang interaksi antara genetika dan obat-obatan akan terus mendorong pengobatan yang lebih aman dan efektif bagi semua pasien.
Dengan demikian, farmakogenomik bukan hanya tren sesaat, melainkan masa depan dari ilmu farmasi dan pengobatan.
(VZ/RS)






