Aktivitas fisik ringan seperti berjalan kaki atau senam diabetes juga dianjurkan untuk meningkatkan sensitivitas insulin.
Aktivitas ini membantu menjaga berat badan ideal dan mengurangi risiko komplikasi diabetes.
Selain aspek fisik, IDI menekankan pentingnya dukungan psikologis bagi lansia dengan diabetes.
Tekanan emosional dan stres dapat memperburuk kontrol gula darah dan mempercepat munculnya komplikasi.
IDI mendorong keluarga untuk memberikan dukungan moral dan emosional kepada lansia.
Dukungan ini dapat berupa pendampingan saat konsultasi medis atau hanya sekadar menemani lansia dalam aktivitas sehari-hari.
Di sisi lain, IDI juga menyerukan pentingnya peran tenaga kesehatan dalam edukasi pasien dan keluarga.
Edukasi ini mencakup cara mengelola diabetes, mengenali tanda-tanda komplikasi, dan pentingnya kontrol rutin.
Kontrol rutin meliputi pemeriksaan gula darah, fungsi ginjal, dan kesehatan mata untuk mendeteksi dini komplikasi.
IDI Jawa Tengah juga mengingatkan pentingnya penggunaan obat diabetes sesuai anjuran dokter.
Penggunaan obat yang tidak terkontrol dapat menyebabkan hipoglikemia, kondisi yang berbahaya bagi lansia.
Selain itu, IDI menekankan perlunya koordinasi antara berbagai spesialis dalam menangani lansia dengan diabetes.
Pendekatan multidisiplin ini mencakup konsultasi dengan dokter spesialis gizi, endokrin, dan psikolog.
IDI menyoroti bahwa pengelolaan diabetes pada lansia membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Oleh karena itu, pemerintah diharapkan untuk menyediakan program bantuan atau subsidi bagi lansia dengan diabetes.
IDI juga mengimbau masyarakat untuk aktif dalam kegiatan promotif dan preventif terkait diabetes.
Peningkatan kesadaran masyarakat tentang pola hidup sehat dapat mengurangi risiko diabetes pada usia lanjut.






