Satukota.com – Stunting masih menjadi tantangan kesehatan di Indonesia, termasuk di Purbalingga, di mana prevalensi kasus ini menjadi perhatian utama pemerintah dan organisasi kesehatan.
Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis dalam 1.000 hari pertama kehidupan. Kondisi ini dapat memengaruhi perkembangan fisik dan intelektual anak secara permanen.
IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Purbalingga (idikotapurbalingga.org) bersama organisasi lainnya terus mengupayakan langkah efektif untuk menurunkan prevalensi stunting di wilayah ini.
Pemerintah daerah juga menggandeng berbagai pihak, termasuk BKKBN, untuk menyelaraskan strategi pencegahan stunting secara menyeluruh.
Penyebab Utama Stunting
Faktor utama yang menyebabkan stunting adalah asupan gizi yang tidak memadai selama masa kehamilan dan setelah kelahiran. Kekurangan mikronutrien, seperti zat besi dan vitamin D, sering menjadi masalah utama.
Selain itu, kurangnya akses terhadap layanan kesehatan esensial, seperti pemeriksaan kehamilan dan imunisasi, juga berkontribusi terhadap tingginya angka stunting.
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang kurang diterapkan, seperti akses terbatas ke air bersih dan sanitasi, semakin memperburuk situasi.
Infeksi berulang akibat lingkungan yang tidak higienis juga menjadi penyebab utama kegagalan penyerapan nutrisi pada anak.
Langkah-Langkah Pencegahan yang Dilakukan
IDI Purbalingga menyoroti pentingnya pendekatan holistik dalam mencegah stunting. Pendekatan ini melibatkan berbagai aspek, mulai dari edukasi masyarakat hingga peningkatan layanan kesehatan.
Program “1.000 HPK” atau 1.000 Hari Pertama Kehidupan menjadi kunci utama. Program ini menekankan pentingnya kecukupan nutrisi ibu hamil, pemberian ASI eksklusif, dan makanan pendamping ASI (MPASI) yang bergizi.
Pemerintah daerah bersama IDI juga telah meningkatkan pelatihan bagi petugas kesehatan untuk memastikan intervensi gizi diberikan secara tepat sasaran.
Audit kasus stunting juga dilakukan untuk mengevaluasi dan memperbaiki kebijakan yang ada.
Selain itu, program edukasi untuk masyarakat tentang pentingnya pola makan seimbang dan perilaku hidup bersih terus digalakkan.
Pemerintah mendorong pembentukan Posyandu aktif sebagai wadah utama edukasi dan pemeriksaan kesehatan anak.