Satukota.com – Mengalami sensasi hampir pingsan setelah berlari adalah kondisi yang umum terjadi pada banyak orang.
Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang mempengaruhi keseimbangan tubuh setelah melakukan aktivitas fisik.
Memahami penyebabnya dapat membantu dalam mencegah serta mengatasi gejala ini agar tidak mengganggu aktivitas olahraga.
Salah satu penyebab utama dari perasaan hampir pingsan setelah berlari adalah dehidrasi.
Saat berlari, tubuh mengeluarkan banyak cairan melalui keringat.
Jika asupan cairan tidak mencukupi, volume darah dapat menurun, menghambat suplai oksigen ke otak, dan menyebabkan pusing (pafibolmong.org).
Untuk menghindari hal ini, penting untuk minum air sebelum, selama, dan setelah berlari guna menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh.
Selain dehidrasi, kadar gula darah yang rendah atau hipoglikemia juga dapat menjadi penyebab utama.
Ketika seseorang berlari tanpa makan cukup sebelumnya, tubuh kehabisan glukosa sebagai sumber energi utama.
Hal ini dapat menyebabkan gejala seperti pusing, gemetar, dan lemas.
Mengonsumsi camilan kaya karbohidrat sebelum berlari dapat membantu mencegah penurunan gula darah yang drastis.
Faktor lain yang berkontribusi adalah tekanan darah rendah pasca olahraga.
Saat berlari, jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh, tetapi ketika tiba-tiba berhenti, tekanan darah bisa turun secara drastis.
Kondisi ini dikenal sebagai hipotensi ortostatik dan dapat menyebabkan pusing atau bahkan kehilangan kesadaran.
Untuk mengatasi ini, disarankan untuk melakukan pendinginan secara bertahap setelah berlari, seperti berjalan perlahan selama beberapa menit sebelum benar-benar berhenti.
Pola pernapasan yang kurang tepat juga dapat menyebabkan rasa hampir pingsan setelah berlari.
Hiperventilasi, atau bernapas terlalu cepat dan dangkal, dapat mengurangi kadar karbon dioksida dalam darah, menyebabkan penyempitan pembuluh darah ke otak.
Penting untuk mengatur napas dengan ritme yang stabil dan sesuai dengan intensitas lari agar oksigenasi tetap optimal.
Paparan suhu panas yang berlebihan saat berlari di luar ruangan dapat menyebabkan kelelahan akibat panas atau heat exhaustion.
Kondisi ini dapat menyebabkan pusing, mual, dan bahkan pingsan.
Menggunakan perlengkapan seperti topi dan memilih waktu berlari di pagi atau sore hari dapat membantu mengurangi risiko ini.
Ketidakseimbangan elektrolit, seperti rendahnya kadar natrium dalam darah, juga dapat menyebabkan rasa lemas dan pusing setelah berlari.
Hal ini disebabkan oleh kehilangan elektrolit melalui keringat yang berlebihan.
Mengonsumsi minuman yang mengandung elektrolit dapat membantu menjaga keseimbangan ini.
Jika mengalami pusing setelah berlari, segera duduk atau berbaring dengan kaki lebih tinggi dari jantung untuk meningkatkan aliran darah ke otak.
Pastikan untuk menghidrasi diri dengan air atau minuman elektrolit dan konsumsi camilan ringan jika merasa kadar gula darah menurun.
Apabila gejala sering terjadi atau tidak kunjung membaik, disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional medis.
Mereka dapat membantu mengidentifikasi penyebab spesifik dan memberikan rekomendasi yang sesuai untuk mencegah terulangnya gejala tersebut.***