Satukota.com – Pernahkah kalian mendengar kata kintun dari orang Sunda? Wah kintun artinya apa ya dalam Bahasa Sunda? Untuk menjawab itu semua, mari kita bahas bersama dalam artikel ini.
Sebagai salah satu bahasa yang banyak digunakan di Indonesia, tidak salah jika bahasa Sunda ini juga banyak dipelajari, terutama oleh orang luar suku Sunda yang sedang ada di wilayah suku Sunda seperti Jawa Barat.
Jawa Barat sendiri menjadi salah satu wilayah terpadat dan banyak dihuni oleh suku lokal yakni suku Sunda.
Tetapi orang pendatang atau perantau juga banyak tinggal di wilayah Jawa Barat dan sekitarnya untuk beberapa keperluan. Seperti misalnya sekolah hingga bekerja.
Nah agar bisa beradaptasi dengan wilayah sekitar, maka tak jarang orang yang bukan asli Sunda akan belajar bahasa Sunda.
Ini bertujuan untuk mempermudah dalam berkomunikasi sehari-hari. Bicara soal kata kintun, kira-kira apa artinya?
Arti Kintun Dalam Bahasa Sunda
Kintun artinya adalah kirim sedangkan untuk mengirim di Bahasa Sunda disebut dengan ngintun atau ngirim. Kintun ini adalah salah satu kata yang sopan.
Meski dalam Bahasa Sunda ada kosa kata kintun yang artinya kirim, namun tak jarang orang Sunda lebih memilih kata kirim secara langsung dan bukan kintun.
Beberapa kalimat yang menggunakan kosa-kata ini adalah sebagai berikut:
- Antosan, dikintun heula ku abdi (Tunggu, dikirim dulu sama saya)
- Budi, ngintun surat ka mana kamari? (Budi mengirim surat ke mana kemarin?)
- Susi teu jadi ngintunkeun sop buah ka si Erwin. (Susi tidak jadi mengirimkan sop buah ke si Erwin)
Menariknya adalah kintun ini juga memiliki makna atau arti yang sama dengan kintun di Bahasa Jawa yakni sama-sama bermakna kirim.
Apa Yang Biasanya Dikirim?
Apa yang biasanya dikirim? tentunya banyak hal, misalnya saja surat, uang, hingga makanan dan minuman. Tetapi perlu diingat jika mengirimkan sesuatu biasanya ada waktunya.
Waktu di sini terikat dengan kondisi dan suasana tertentu. Misalnya saat ada bencana, maka yang pas adalah mengirimkan banyak bantuan seperti makanan, obat-obatan, hingga pakaian.
Sedangkan saat ada yang rekan yang sakit, sebaiknya mengirimkan makanan kesukaan yang tidak bertentangan dengan penyakit yang tengah dihadapi.
Lalu saat sedang dalam suasana yang berduka seperti ada yang meninggal dunia, maka kita dapat mengirimkan doa terbaik.
Pastikan juga kita mengenal adat dan kebiasaan di suatu wilayah atau suatu kaum, sebab tak jarang maksud baik kita dalam mengirimkan sesuatu tidak sesuai dengan adat dan kebiasaan di suatu wilayah.
Misalkan saja, kita mengirimkan hadiah daging babi terbaik pada orang-orang yang beragama Islam di suatu wilayah. Ini tentu bukan suatu perbuatan yang bijak meski niat kita awalnya baik.
Dalam Islam sendiri, daging babi diharamkan untuk dimakan, jadi tidak tepat jika kita menghadiahi daging babi dengan kualitas terbaik pada orang-orang Islam.
Oke teman-teman, artikel kali ini selesai. Semoga dapat bermanfaat untuk kalian semua!