Terima kasih sudah mengunjungi Satukota.com

DMCA  PROTECTED

Edu  

Kualitas Udara dalam Ruangan Buruk Tingkatkan Risiko Asma pada Lansia, Ini Fakta Terbarunya

Kualitas Udara dalam Ruangan Buruk Tingkatkan Risiko Asma pada Lansia
Ilustrasi. Sumber: Pixabay/ debbienews

Satukota.com – Hubungan antara kualitas udara dalam ruangan dan risiko asma pada lansia kini menjadi perhatian serius para pakar kesehatan.

Kondisi udara di dalam rumah ternyata dapat menjadi pemicu penyakit pernapasan yang kerap menyerang kelompok usia lanjut.

Dilansir dari pafijakpus.org, penelitian terbaru menunjukkan bahwa lingkungan dalam ruangan yang tidak sehat berdampak signifikan terhadap munculnya gejala asma pada lansia.

Kualitas udara dalam ruangan kerap kali diabaikan karena dianggap lebih aman dibandingkan polusi udara luar.

Padahal, lansia yang banyak menghabiskan waktu di dalam rumah justru lebih rentan terhadap paparan polutan dari dalam ruangan.

Faktor-faktor seperti debu, asap rokok, sisa pembakaran dari dapur, dan kelembapan udara berlebihan dapat memperburuk kondisi pernapasan pada lansia.

Menurut pengamatan dari sejumlah studi ilmiah via pafikotalampung.org, paparan jangka panjang terhadap partikel halus seperti PM2.5 di dalam rumah berperan besar dalam memperparah gejala asma.

Partikel-partikel mikro tersebut dapat dengan mudah masuk ke saluran pernapasan dan menimbulkan iritasi, terutama pada orang lanjut usia yang sistem imunnya sudah menurun.

Selain itu, bahan bangunan dan perabot rumah tangga seperti cat dinding, karpet sintetis, dan furniture berbahan MDF kerap melepaskan zat kimia berbahaya seperti formaldehida.

Formaldehida sendiri diketahui dapat memicu gangguan pernapasan dan memperbesar risiko kambuhnya asma, terutama jika ventilasi udara di dalam ruangan buruk.

Lansia yang tinggal di lingkungan padat, sempit, dan memiliki ventilasi minim menjadi kelompok yang paling rentan.

Di banyak kota besar di Indonesia, masih ditemukan rumah-rumah yang tidak memiliki cukup jendela atau sirkulasi udara yang baik.

Selain polutan kimia dan debu, penggunaan pengharum ruangan dan penyemprot insektisida juga dapat menjadi pemicu asma karena mengandung zat volatil yang mudah terhirup.

Kondisi ini semakin diperparah bila lansia memiliki penyakit penyerta seperti hipertensi atau diabetes yang menurunkan daya tahan tubuh mereka.

Tak hanya dari aspek fisik, lingkungan rumah yang tertutup dan lembap juga mendukung pertumbuhan jamur dan tungau debu, yang menjadi alergen utama penyebab asma.

Lansia yang memiliki riwayat alergi sejak muda akan mengalami gejala lebih cepat dan lebih berat jika terpapar alergen dalam ruangan secara terus-menerus.

Kendati demikian, masih banyak masyarakat yang belum menyadari pentingnya menjaga kualitas udara dalam ruangan, khususnya untuk anggota keluarga usia lanjut.

Padahal, upaya sederhana seperti membuka jendela setiap pagi, membersihkan filter AC secara rutin, dan tidak merokok di dalam rumah sudah bisa memberi dampak besar.

Selain itu, penggunaan alat pembersih udara atau air purifier dengan filter HEPA juga bisa membantu mengurangi paparan partikel berbahaya di udara.

Lansia yang tinggal di rumah dengan lantai berkarpet sebaiknya mempertimbangkan untuk menggantinya dengan lantai kayu atau keramik yang lebih mudah dibersihkan.

Untuk rumah dengan dapur yang menyatu dengan ruang keluarga, penting memastikan adanya exhaust fan agar asap masakan tidak tertahan di dalam rumah.

Pemerintah dan dinas kesehatan daerah juga perlu memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga kebersihan dan sirkulasi udara di dalam rumah.

Kesadaran kolektif tentang hal ini dapat membantu menekan angka penderita asma pada lansia yang terus meningkat dari tahun ke tahun.

Seiring bertambahnya usia, tubuh menjadi lebih rentan terhadap berbagai perubahan lingkungan termasuk kualitas udara yang buruk.

Maka dari itu, menciptakan lingkungan rumah yang sehat harus menjadi prioritas, khususnya bagi keluarga yang tinggal bersama orang tua lanjut usia.

Perubahan gaya hidup sederhana seperti tidak menjemur pakaian di dalam rumah dan mengurangi penggunaan bahan kimia semprot juga sangat dianjurkan.

Dengan udara yang bersih dan lingkungan rumah yang sehat, kualitas hidup lansia bisa meningkat secara signifikan dan risiko penyakit pernapasan bisa ditekan.

Penting bagi setiap anggota keluarga untuk turut berkontribusi dalam menjaga lingkungan rumah agar tetap nyaman dan sehat untuk lansia.

Kebersihan dan kualitas udara bukan hanya masalah estetika, tetapi menyangkut keselamatan dan kesehatan jangka panjang penghuni rumah.

Karena itu, pemahaman akan pentingnya udara bersih di dalam rumah perlu terus ditingkatkan dan dijadikan bagian dari gaya hidup sehat keluarga Indonesia.***

error: Content is protected !!