Satukota.com – Kesehatan mental pada remaja menjadi isu penting yang perlu mendapatkan perhatian lebih, karena gejalanya sering kali sulit dikenali, terutama dalam era digital saat ini.
Di Indonesia, meningkatnya angka gangguan kesehatan mental pada remaja menjadi sorotan.
Banyak gejala awal yang sering diabaikan, meski seharusnya dapat dikenali lebih dini untuk mencegah dampak jangka panjang.
Remaja seringkali menunjukkan perubahan perilaku yang tidak disadari, seperti mudah marah, malas beraktivitas (mageran), atau kecanduan media sosial.
Gejala-gejala ini, meskipun sering dianggap sebagai bagian dari proses tumbuh kembang, dapat mengindikasikan adanya masalah yang lebih besar dalam kesehatan mental mereka.
Menurut Ikatan Dokter Indonesia (IDI) cabang Sragen via idikotasragen.org, gejala awal gangguan kesehatan mental pada remaja seringkali tidak tampak jelas, namun ada beberapa tanda yang perlu diwaspadai oleh orang tua dan lingkungan sekitar.
Remaja dengan gangguan kesehatan mental bisa menunjukkan perubahan drastis dalam perilaku dan pola pikir mereka.
Beberapa gejala awal yang sering muncul adalah perasaan mudah marah, keinginan untuk menarik diri dari aktivitas sosial, dan ketergantungan berlebihan terhadap media sosial.
Perubahan Perilaku yang Mengkhawatirkan
Mudah marah adalah salah satu gejala awal yang sering terlihat pada remaja yang mengalami gangguan kesehatan mental.
Perubahan suasana hati yang cepat dan reaksi yang berlebihan terhadap situasi kecil dapat menjadi tanda adanya masalah.
Perilaku ini mungkin muncul sebagai respons terhadap stres atau kecemasan yang tidak dapat mereka kelola dengan baik.
Jika dibiarkan, perasaan frustrasi ini bisa berkembang menjadi gangguan kecemasan atau depresi.
Selain itu, fenomena “mageran” atau malas bergerak juga merupakan tanda yang tidak boleh dianggap remeh.
Remaja yang merasa tidak termotivasi untuk melakukan aktivitas fisik atau sosial mungkin sedang mengalami masalah dengan harga diri atau motivasi intrinsik mereka.
Ketidakmampuan untuk menemukan kegembiraan dalam kegiatan sehari-hari adalah salah satu ciri utama dari gangguan depresi, yang sering kali tidak diidentifikasi sebagai masalah serius hingga mencapai tahap yang lebih parah.
Gejala lain yang harus diwaspadai adalah penggunaan media sosial yang berlebihan.
Di zaman digital ini, media sosial bisa menjadi salah satu pelarian dari masalah yang dihadapi remaja.
Namun, kecanduan terhadap media sosial, seperti seringnya scroll tanpa tujuan yang jelas, dapat menyebabkan masalah psikologis lebih lanjut.
Remaja yang terus-menerus mencari perhatian atau validasi melalui platform media sosial mungkin mengalami kesulitan dalam membangun hubungan interpersonal yang sehat atau merasa terisolasi meskipun dikelilingi oleh banyak teman online.