Satukota.com – Kali ini Satukota.com akan memaparkan renungan-renungan dari Buya Syakur. Tentunya semoga renungan Buya Syakur ini bisa membuat kita bisa lebih baik lagi secara spiritual.
Buya Syakur sendiri memiliki nama lengkap yakni K.H. Abdul Syakur Yasin, MA. Beliau lahir pada 12 November 1960.
Buya Syakur sendiri merampungkan pendidikan S1 di Cairo, S2 di Tunisia, dan S3 juga diTunisia (*rujukan dari Wikipedia).
Tercatat, Buya Syakur adalah salah satu ulama asal Indramayu yang banyak digemari. Ini karena beliau merupakan salah satu ulama yang banyak tahu, unik, serta supel.
Selain itu, apa yang membuat Buya Syakur dikagumi adalah karena profesor yang satu ini juga jago membuat kata-kata mutiara, syair, hingga banyak tahu soal ilmu fisika.
Buya Syakur juga adalah sahabat dekat dari almarhum Gus Dur dan juga Cak Nur.
Renungan Buya Syakur
Langsung saja, berikut renungan Buya Syakur yang kami rangkum di bawah ini:
- Wahai hamba-Ku, tidak usah engkau menyebutkan maksud dan tujuanmu kepada-Ku, karena Aku tahu segalanya. Malah yang penting seharusnya engkau mampu menguraikan dosa-dosa mu kepada-Ku. Setelah itu baru meminta kepada-Ku untuk memilihkan apa yang terbaik untuk dirimu.
- Tak usah engkau banggakan kebaikan-kebaikanmu, karena tidak menambah luasnya kerajaan-Ku. Sebaiknya engkau sembunyikan saja di bawah onggokan dosa-dosamu.
- Jangan Pernah Memaksa Orang Lain untuk Sejalan dengan Kita
- Peta yang telah Ku titipkan kepadamu, harus selalu engkau lihat supaya jangan tersesat. Adapun Jalan dan lorong mana yang paling baik, silahkan pilih sendiri, disesuaikan dengan kondisimu. Yang penting jangan ditukar dengan apapun, karena tidak mungkin ada gantinya.
- Wahai hamba-Ku, Aku tidak suka melihat kesombonganmu, karena engkau berhasil meraih sukes. Untuk itu hancurkanlah apa saja yang telah dibangun oleh tanganmu. Setelah itu, silahkan menghadap kepada-Ku dan tidak usah gelisah tanpa membawa prestasi apapun. Karena yang Ku periksa nanti adalah hanya kebaikan hatimu.
- Wahai hamba-Ku, tidak mungkin terjadi dua orang bercakap-cakap, kecuali yang satu bicara dan yang lain diam. Bila diam semua berarti tidak ada komunikasi, bila serempak bicara semua berarti perang bicara. Oleh karena itu, diamlah wahai hamba-Ku, supaya engkau dapat mendengarkan percakapan-Ku.
- Wahai hamba-Ku, ketika engkau telah bersendiri, baru Aku datang mendampingimu.
- Wahai hamba-Ku, ketika Aku marah kepadamu, lalu Ku-beri sangsi dengan cobaan, itu adalah karena Aku cemburu kepadamu. Makanya Aku melarangmu jauh dari-Ku, supaya engkau selalu dekat dengan-Ku.
- Jasad itu pasti fana, sengaja Ku cipta untuk menguji roh yang ada dalam dirimu. Nafsu, syahwat dan ambisi, juga suatu ujian terhadap kesetiaan rohmu. Sifat manusiawi bukan sifat asli tetapi hanyalah godaan untuk menguji roh supaya mengetahui posisinya sendiri, sebagai apa ?. Dalam tatanan semesta ini.
- Wahai hamba-Ku, semua ini Ku cipta adalah untukmu. Tetapi mengapa engkau tergila-gila kepada ciptaan-Ku, sehingga engkau tidak pernah berterimakasih kepada-Ku.
- Semua yang ada adalah milik-Ku, termasuk dirimu. Sejak kapan engkau merasa memiliki? Ketahuilah, sejak engkau tidak mengakui lagi kepemilikan-Ku terhadap alam semesta ini.
- Wahai hamba-Ku, ketika Aku memberitahu kepadamu, betapa indahnya perjumpaan dengan-Ku. Pasti engkau akan sangat bersedih hati ketika engkau Ku suruh masuk surga-Ku.
- Serahkan segala urusanmu kepada-Ku. Engkau tidak bisa apa-apa. Aku yang menyelesaikan. Karena Akulah yang paling berkuasa.
- Ketahuilah wahai hamba-Ku ketika engkau berdoa kepada-Ku, berarti engkau mengakui Aku adalah Tuhanmu. Dan bahwasannya pengakuanmu itu adalah inti penghambaanmu kepada-Ku
- Di antara tanda adanya keyakinan, adalah adanya kemantapan. Di antara tanda adanya kemantapan, adalah adanya ketenangan dalam menghadapi tantangan.
Kalimat-kalimat di atas kebanyakan kami kutip dari teratai12.wordpress.com. Makna dari renungan di atas secara garis besar adalah menggambarkan bahwa betapa kecilnya kita.
Kecil dari siapa? Tentunya dari Tuhan yakni Allah. Renungan di atas juga memberitahukan kita bahwa kita sangat lemah dan bukan apa-apa tanpa Tuhan.
Oke, artikel kali ini kami tutup sampai di sini. Semoga beberapa kata-kata mutiara di atas bisa bermanfaat untuk kalian.