Sebagai langkah pencegahan, IDI Cilacap mengimbau para orang tua untuk menciptakan lingkungan rumah yang bebas asap rokok.
Mereka juga mendorong masyarakat untuk menerapkan kawasan tanpa rokok di lingkungan tempat tinggal.
Di beberapa negara maju, penerapan aturan kawasan tanpa rokok berhasil menurunkan tingkat paparan asap rokok pada anak-anak hingga 50%.
Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam hal regulasi rokok dan kesadaran masyarakat akan bahayanya.
IDI Cilacap juga mengajak tenaga medis untuk aktif memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai dampak buruk asap rokok.
Pihaknya menegaskan bahwa menjaga kesehatan anak adalah tanggung jawab bersama, termasuk dengan mengurangi konsumsi rokok di ruang publik.
Selain kesehatan fisik, paparan asap rokok juga memengaruhi kesehatan mental anak-anak.
Anak-anak yang hidup dalam lingkungan dengan paparan asap rokok sering mengalami kecemasan dan stres.
WHO juga menekankan pentingnya peran pemerintah dalam menyediakan regulasi ketat terkait rokok.
Kampanye antirokok yang melibatkan sekolah dan lembaga masyarakat menjadi salah satu solusi yang diusulkan oleh IDI Cilacap.
Dalam jangka panjang, IDI Cilacap berharap bisa melihat generasi bebas asap rokok yang lebih sehat dan produktif.
Mereka menilai bahwa kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan tenaga kesehatan sangat diperlukan untuk mencapai tujuan ini.
Bagi para orang tua, memberikan lingkungan yang aman dari asap rokok merupakan langkah kecil yang memiliki dampak besar bagi masa depan anak-anak.
Dengan menghindari paparan asap rokok, orang tua tidak hanya melindungi kesehatan anak secara fisik, tetapi juga mendukung perkembangan emosional dan mental mereka.
Kesadaran masyarakat akan bahaya asap rokok bagi anak-anak harus terus ditingkatkan melalui edukasi dan regulasi yang efektif.
IDI Cilacap menegaskan bahwa langkah ini tidak hanya demi kesehatan anak-anak, tetapi juga untuk masa depan bangsa yang lebih baik.
(VZ/RS)