Satukota.com – Geng motor kembali membuat resah warga, kali ini terjadi di kawasan Medan pada Sabtu malam, 19 April 2025.
Insiden melibatkan sekelompok pemuda yang diduga baru saja terlibat tawuran dan memaksa masuk ke sebuah klinik untuk meminta pertolongan bagi rekannya yang terluka.
Aksi arogan mereka terekam kamera dan viral di media sosial, memicu reaksi keras dari masyarakat serta tenaga kesehatan.
Kejadian bermula ketika sekelompok anggota geng motor terlihat ugal-ugalan di jalanan dan berakhir dengan keributan yang diduga melibatkan dua kelompok berbeda.
Beberapa saat kemudian, salah satu dari mereka yang mengalami luka serius terlihat dibonceng rekannya dan mendatangi sebuah klinik di kawasan tersebut.
Tanpa basa-basi, mereka langsung menggebrak pintu dan memaksa petugas medis membuka akses perawatan, sambil meneriakkan kata-kata kasar.
Klinik Bidan Juwita Desrianti, yang menjadi sasaran penggebrakan, berada dalam kondisi operasional malam hari namun tidak memiliki penjagaan keamanan ekstra.
Petugas medis yang berada di dalam mengaku sangat terkejut dan ketakutan ketika rombongan geng motor itu menerobos masuk dengan agresif.
Menurut pengakuan pihak klinik, penolakan untuk langsung membuka pintu bukanlah bentuk penolakan terhadap pertolongan kemanusiaan.
Namun, tindakan sekelompok pemuda itu dianggap tidak pantas karena datang dengan cara intimidatif dan membuat suasana menjadi mencekam.
Klinik merasa harus melindungi diri karena keselamatan tenaga medis dan pasien lain juga menjadi prioritas utama.
Mereka menambahkan bahwa tindakan mereka bukan karena tidak memiliki empati, tetapi karena kehadiran kelompok tersebut justru menimbulkan ancaman bagi semua yang berada di klinik.
Setelah tidak mendapatkan respons sesuai keinginan mereka, geng motor tersebut mulai bertindak lebih brutal.
Bagian pagar besi klinik ditendang berulang kali, sementara kanopi dan genteng dilempari batu hingga empat kali.
Serangan ini tidak hanya merusak fasilitas tetapi juga meninggalkan trauma mendalam bagi tenaga medis dan warga sekitar.
Dalam unggahan yang kini viral, pihak klinik juga menyampaikan harapan agar mereka tetap dalam lindungan Tuhan serta mendoakan agar para pelaku mendapat ampunan atas tindakan mereka.
Insiden ini langsung menuai kecaman dari netizen dan warga lokal yang menilai geng motor kini sudah semakin di luar kendali.
Beberapa komentar menyebutkan bahwa keberadaan mereka tidak hanya meresahkan, tetapi juga mengancam nyawa warga sipil yang tidak bersalah.
Kepolisian setempat dikabarkan telah menerima laporan dan akan menyelidiki kasus ini untuk mengidentifikasi para pelaku.
Sementara itu, organisasi profesi tenaga medis juga turut angkat bicara dan memberikan dukungan moril kepada para tenaga kesehatan yang mengalami tekanan psikologis akibat kejadian tersebut.
Kasus ini kembali menjadi pengingat pentingnya pengamanan di fasilitas kesehatan, terutama di area yang rawan konflik sosial.
Dukungan dari pemerintah daerah juga sangat dibutuhkan untuk memastikan fasilitas kesehatan tidak menjadi sasaran kekerasan.
Masyarakat pun diimbau untuk tidak bertindak di luar batas saat mengalami kondisi darurat dan tetap menghargai prosedur medis yang berlaku.
Solidaritas dari masyarakat mulai berdatangan dalam bentuk dukungan moral dan keamanan bagi klinik yang menjadi korban.
Klinik Bidan Juwita kini tengah mempertimbangkan untuk meningkatkan sistem keamanan internalnya, termasuk pemasangan kamera tambahan dan kerjasama dengan aparat keamanan.
Insiden ini menambah daftar panjang aksi kekerasan yang melibatkan geng motor di berbagai daerah dan menyoroti urgensi tindakan tegas dari aparat penegak hukum.
Pemerintah diminta tidak hanya menangani secara reaktif tetapi juga proaktif melalui program pembinaan dan pemberdayaan remaja agar tidak terjerumus dalam kekerasan jalanan.
Mencari artikel kesehatan? Kunjungi: pafipcbanyuwangikota.org***