Penyakit seperti HIV/AIDS, gonore, sifilis, dan herpes dapat dengan mudah menular melalui hubungan seksual yang tidak aman, yang seringkali terjadi dalam pergaulan bebas di kalangan remaja.
Selain itu, pergaulan bebas juga meningkatkan risiko terjadinya kehamilan tidak diinginkan, yang dapat mengubah jalur hidup seorang remaja secara drastis.
Kehamilan yang tidak direncanakan seringkali memunculkan masalah sosial, ekonomi, dan psikologis, baik bagi remaja yang hamil maupun bagi anak yang dilahirkan.
Pergaulan bebas juga memengaruhi perkembangan emosional dan psikologis remaja. Hubungan yang kurang sehat dapat menimbulkan perasaan depresi, cemas, hingga gangguan mental lainnya.
Dampak psikologis ini semakin diperburuk dengan tekanan sosial dari teman sebaya yang turut mempengaruhi keputusan-keputusan yang diambil oleh remaja.
IDI Rembang, dalam pernyataannya, mendorong orang tua untuk lebih peduli terhadap perubahan perilaku anak remaja mereka.
Komunikasi yang terbuka dan tanpa prasangka sangat penting untuk mencegah terjadinya perilaku negatif yang berisiko.
Pihak sekolah juga memainkan peran yang tidak kalah penting dalam memberikan pendidikan seks yang berbasis pada nilai-nilai moral dan kesehatan.
Melalui pendidikan yang baik, diharapkan remaja dapat memahami batasan-batasan yang sehat dalam pergaulan dan dapat membuat pilihan yang lebih bijak.
Di luar itu, penting untuk memberikan remaja ruang untuk berkembang dengan cara yang sehat, seperti dengan berpartisipasi dalam kegiatan positif yang mendukung pengembangan diri.
Olahraga, seni, dan kegiatan sosial lainnya dapat menjadi alternatif yang sangat baik untuk mengalihkan perhatian remaja dari pergaulan yang merugikan.
Pergaulan bebas yang terjadi di kalangan remaja bukan hanya merupakan masalah lokal, tetapi juga menjadi masalah global.
Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), remaja di seluruh dunia kini lebih rentan terhadap penyakit menular seksual, penyalahgunaan obat, serta gangguan mental yang terkait dengan pergaulan bebas.
Peringatan yang disampaikan oleh IDI Rembang ini sejalan dengan laporan WHO yang menunjukkan bahwa kebebasan berlebih dalam pergaulan remaja bisa memperburuk kualitas kesehatan mereka.
Data tersebut juga mengungkapkan bahwa pendidikan kesehatan seksual yang buruk adalah salah satu faktor utama yang memperburuk masalah ini.
