Satukota.com – Penyelidikan atas kasus penyiraman air keras terhadap seorang mahasiswi di Yogyakarta mengungkap fakta mengejutkan.
Otak di balik kejadian tragis tersebut adalah seorang pria berinisial B, yang lebih dikenal sebagai Billy, seorang mahasiswa S2 di salah satu perguruan tinggi ternama di Yogyakarta.
Kasus ini bermula dari konflik personal antara Billy dan korban, Natasya. Kedekatan mereka yang terjalin sejak 2021 berubah menjadi konflik emosional setelah hubungan asmara mereka berakhir pada Agustus 2024.
Perpisahan tersebut memicu reaksi keras dari Billy, yang tidak terima atas keputusan Natasya untuk mengakhiri hubungan mereka.
Billy terus berusaha memperbaiki hubungan dengan Natasya, tetapi usahanya selalu berakhir dengan penolakan.
Penolakan ini rupanya memantik emosi dan rasa sakit hati yang mendorong Billy untuk merencanakan tindakan yang membahayakan mantan kekasihnya.
Kepolisian Resor Kota Yogyakarta mengungkap bahwa Billy mengambil langkah ekstrem untuk melampiaskan emosinya. Ia merekrut seseorang melalui media sosial untuk melaksanakan rencana tersebut. Billy membuka lowongan pekerjaan di Facebook yang kemudian direspons oleh Satim, seorang pria asal Kuningan, Jawa Barat.
Satim ditugaskan untuk menyiramkan air keras kepada Natasya sesuai arahan Billy. Menurut pihak kepolisian, Billy memberikan instruksi detail terkait eksekusi rencananya.
Penelusuran digital menguatkan bukti bahwa perekrutan Satim memang dilakukan melalui media sosial, dengan Billy menawarkan kompensasi tertentu untuk tugas tersebut.
Peristiwa penyiraman terjadi di tengah aktivitas keseharian Natasya. Air keras yang disiramkan oleh Satim menyebabkan luka serius pada korban.
Polisi yang mendalami kasus ini segera mengidentifikasi keterlibatan Billy sebagai otak utama di balik kejadian tersebut.
Penyelidikan lebih lanjut mengungkap bahwa tindakan ini dipicu oleh rasa sakit hati yang mendalam akibat putus cinta.
Kompol Probo Satrio, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Yogyakarta, menjelaskan bahwa kasus ini telah direncanakan secara matang oleh Billy.
Penyidik menemukan bukti digital dan keterangan saksi yang menguatkan dugaan bahwa pelaku utama memiliki peran signifikan dalam perencanaan hingga pelaksanaan aksi tersebut.
Natasya saat ini masih menjalani perawatan intensif akibat luka yang dideritanya. Pihak keluarga korban berharap pelaku mendapatkan hukuman setimpal atas perbuatannya.
Kepolisian juga menegaskan bahwa tindakan seperti ini merupakan kejahatan berat yang tidak bisa ditoleransi.
Satim, sebagai pelaku eksekusi, telah ditahan oleh pihak berwajib. Ia mengaku tidak mengetahui latar belakang hubungan Billy dan Natasya.
Satim mengklaim hanya melaksanakan tugas sesuai arahan Billy tanpa memahami motif di baliknya.
Namun, keterangannya tetap menguatkan bahwa tindakan tersebut dirancang oleh Billy dengan penuh kesadaran.
Kompol Probo Satrio menegaskan bahwa pihak kepolisian akan memproses kasus ini dengan tegas.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk tidak ragu melaporkan tindakan serupa agar korban dapat segera mendapatkan perlindungan.
Kasus ini menunjukkan betapa pentingnya peran masyarakat dalam mencegah tindakan kriminal yang dapat merugikan banyak pihak.
Mencari artikel kesehatan? Cek selengkapnya di pafikabupatenbintan.org.