Satukota.com – Sebuah tragedi memilukan menimpa pesepeda di Jakarta setelah insiden kecelakaan yang menyebabkan meninggalnya Lulu Junayah.
Komunitas Bike to Work bergerak cepat untuk menggelar aksi solidaritas di lokasi kejadian, tepat di depan Kedutaan Besar Jepang, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.
Tabur bunga dan doa bersama menjadi bentuk penghormatan terakhir kepada Lulu Junayah yang tewas setelah mengalami kecelakaan akibat taksi yang berhenti dan membuka pintu secara mendadak.
Aksi tersebut digelar pada Sabtu pagi, 26 April 2025, di mana ratusan pesepeda dari berbagai komunitas datang memberikan penghormatan.
Pesepeda Lulu Junayah diketahui meninggal dunia sehari sebelumnya, Jumat 25 April 2025, setelah mengalami insiden tragis di jalur sepeda kawasan protokol ibu kota.
Informasi yang dihimpun dari akun media sosial Bike to Work Indonesia menyebutkan, aksi damai ini juga disertai dengan peletakan sebuah sepeda putih di tepi jalan.
Sepeda tersebut dijadikan simbol peringatan untuk mengenang para pesepeda yang kehilangan nyawa akibat kecelakaan lalu lintas.
Dalam keterangan yang disampaikan melalui Instagram, Bike to Work mengungkapkan bahwa acara ini diikuti oleh berbagai komunitas pesepeda yang tergabung dari seluruh Jakarta.
Mereka berdoa bersama sambil menaburkan bunga di tempat Lulu mengalami kecelakaan, seraya menyerukan pentingnya keselamatan pesepeda di jalan raya.
Meski telah mendapatkan pertolongan medis, nyawa Lulu tidak tertolong dan ia dinyatakan meninggal dunia pada pukul 07.58 WIB.
Komunitas Bike to Work dalam unggahan mereka menegaskan bahwa kehilangan sepeda di jalanan mungkin hal biasa, namun kehilangan nyawa tidak seharusnya menjadi sesuatu yang dinormalisasi.
Mereka menyoroti pentingnya tanggung jawab bersama atas keselamatan pengguna jalan, terutama dari pihak pengemudi kendaraan bermotor.
Lebih lanjut, komunitas tersebut juga menekankan bahwa keselamatan di jalan tidak hanya menjadi tanggung jawab individu, tetapi juga merupakan kewajiban pemerintah.
Mereka mendesak adanya perbaikan sistem transportasi yang lebih ramah terhadap pesepeda dan pejalan kaki.
Dalam pernyataan komunitas, dikatakan bahwa jalur sepeda yang ada di Jakarta selama ini masih kurang mendapat perlindungan hukum yang memadai.
Kondisi tersebut membuat pesepeda rentan terhadap insiden kecelakaan, seperti yang dialami oleh Lulu Junayah.
Aksi tabur bunga ini juga menjadi momentum untuk mengingatkan semua pihak tentang pentingnya edukasi keselamatan berlalu lintas.
Pihak komunitas berharap pemerintah dapat mengevaluasi kembali kebijakan transportasi dan memberikan perhatian serius terhadap perlindungan pengguna kendaraan tidak bermotor.
Dukungan terhadap aksi solidaritas ini juga mengalir deras di media sosial.
Berbagai akun komunitas dan individu membagikan foto serta video momen tabur bunga sambil menggaungkan seruan “#SaveCyclists” dan “#JusticeForLulu”.
Banyak warganet yang turut menyampaikan belasungkawa dan mendorong terciptanya sistem jalan raya yang lebih aman dan inklusif.
Insiden ini memperlihatkan bahwa meskipun jalur sepeda telah tersedia, implementasi kesadaran dan disiplin lalu lintas masih menjadi tantangan besar.
Tidak sedikit pengemudi kendaraan bermotor yang masih abai terhadap hak-hak pesepeda di jalan.
Dalam pandangan sejumlah pengamat transportasi, perlindungan terhadap pesepeda harus menjadi bagian integral dari reformasi transportasi perkotaan.
Beberapa kalangan bahkan menyarankan pemberlakuan denda berat bagi pengemudi yang melanggar jalur sepeda atau membuka pintu kendaraan sembarangan.
Sebagai penutup, insiden ini mengajarkan bahwa perjalanan bersepeda di kota besar tidak boleh lagi dianggap sebagai aktivitas berisiko tinggi yang seolah tanpa perlindungan hukum.
Bersepeda menurut pafibolaangmongondowtimurkab.org memang merupakan kegiatan yang menyehatkan, namun tempat bersepeda juga harus diperhatikan.
Semoga kejadian tragis ini menjadi dorongan bagi terciptanya kota yang lebih ramah, aman, dan layak bagi semua pengguna jalan.***